kantor2

Kenali Hipertensi Sejak Dini


Gejala hipertensi termasuk sulit untuk dideteksi tak heran penyakit dikenal pula dengan “the silent killer”, bahkan menurut data dari WHO hanya sekitar 10% dari seluruh penderita hipertensi yang diketahui penyebabnya sedangkan 90% lainnya tidak diketahui asal muasalnya. Pada umumnya hipertensi ditandai dengan peningkatan resistensi aliran darah ke seluruh tubuh. Data dari American Heart Association (AHA) menunjukkan bahwa di Amerika 74,5 juta jiwa penduduk dengan usia di atas 20 tahun yang mengidap hipertensi.

Untuk itu kita harus mengetahui tanda-tanda pada tubuh kita akan datangnya hipertensi meskipun tanda sekecil apapun itu perlu kita waspadai mengingat bahaya yang ditimbulkan akibat komplikasi hipertensi. Dan berikut ini adalah beberapa tanda yang perlu anda waspadi jika muncul pada tubuh anda.

Pembesaran ventrikel kiri. Ventrikel kiri adalah ruang jantung yang memiliki tanggung jawab untuk memompa darah keseluruh tubuh. Seorang yang ventrikel kirinya membesar maka kemungkinan besar orang tersebut menderita hipertensi, atau sebaliknya. Hal ini disebabkan karena saat hipertensi, kerja jantung dipaksa untuk bekerja keras sehingga menyebabkan rongga jantung kiri membesar dan kaku yang biasa disebut dengan kondisi hipertrofi ventrikel kiri.

Funsi arteri menurun. Fungsi arteri yang menurun dan berubahnya struktur pembuluh darah merupakan salah satu gejala hipertensi. Hal ini membuat gejala dan tanda-tanda hipertensi sulit terdeteksi sejak dini, disebut juga dengan arteriosklerosis.

Namun gejala-gejala di atas tentu saja hanya bisa dilihat oleh ahli medis atau dokter, kita sebagai orang awam tidak pernah mengetahui apakah ventrikel kiri kita membesar atau tidak. Namun sebagai orang awam kita dapat melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh maupun kondisi kesehatan kita seperti misalnya pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdenggung, susah tidur, sesak napas, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan. Tanda-tanda tersebut bisa saja terjadi pada orang yang bukan penderita hipertensi, namun sebaiknya jika anda mengalami hal-hal di atas segera periksakan ke dokter agar sejak dini mengetahui penyakit apa yang sedang menyerang anda sehingga anda tidak terlambat untuk menanganinya.

Pandangan menjadi kabur juga merupakan salah satu dari gejala hipertensi yang bisa kita kenali. Hal ini terjadi karena hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Bahkan pada kondisi yang parah, hipertensi dapat menyebabkan koma karena pembengkakan pada otak atau disebut dengan ensefalopati.

Sebaiknya anda selalu melakukan cek up tekanan darah secara berkala. Jika tidak ingin menghabiskan banyak uang dan waktu untuk pergi ke dokter hanya untuk cek tekanan darah, anda bisa membeli sendiri alatnya di apotek dengan harga sekitar Rp300rb-400rb-an. Anda bisa membeli yang tipe otomatis yang memang diperuntukkan penggunakannya bagi orang awam.

Penyakit yang masuk dalam daftar silent killer ini tidak mengenal batas usia, semua orang di semua usia mempunyai peluang untuk terjangkit penyakit ini. Untuk itu mendeteksi gejala-gejala hipertensi sejak dini sangat kita perlukan.

Demikian artikel tentang ciri-ciri dan tanda-tanda munculnya hipertensi ini semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. Mohon jika ada yang salah untuk dikoreksi, atau jika ingin menambahkan silahkan melalui kolom komentar.

 

[Read more >>]

Asma Pada Anak

Asma adalah gangguan yang disebabkan oleh peradangan pada saluran nafas (disebut bronkus) yang mengarah ke paru-paru. Peradangan ini menyebabkan saluran nafas menjadi mengencang dan menyempit, sehingga menghambat aliran udara ke dalam paru-paru, dan menyebabkan penderita sulit untuk bernapas. Gejalanya meliputi mengi, sesak napas, sesak dada, dan batuk terutama pada malam hari atau setelah latihan / kegiatan. 

Peradangan membuat saluran nafas menjadi sangat sensitif, terutama ketika paru-paru terkena paparan seperti infeksi virus, alergen, udara dingin, paparan asap, dan berolahraga. Hal-hal yang memicu asma berbeda dari orang ke orang. Beberapa pemicu yang sering menimbulkan serangan asma adalah latihan/ olahraga, alergi, infeksi virus, dan asap. Ketika seseorang dengan asma terkena pemicu, saluran udara mereka yang sensitif menjadi meradang, membengkak, dan berisi dengan lendir. Selain itu, otot-otot yang melapisi saluran udara bengkak mengencang dan menyempit, atau bisa juga sampai memblokir. Sehingga serangan asma pun bisa lebih berat.

Jadi asma timbul dengan disebabkan oleh tiga perubahan penting dalam saluran napas yang membuat bernapas menjadi lebih sulit:
  • Radang saluran napas
  • Produksi lendir yang berlebih yang menyebabkan jualan nafas terhalangi
  • Saluran udara menyempit atau bronkokonstriksi 
Siapapun dapat memiliki asma, termasuk bayi, anak dan remaja. Terjadinya penyakit asma pada seseorang sering diwariskan, dengan kata lain, asma dapat lebih sering terjadi pada keluarga tertentu. Selain itu, faktor lingkungan tertentu, seperti infeksi virus khusus infeksi virus pernapasan atau rhinovirus, dapat membawa timbulnya asma. 

Kejadian asma pada anak meningkat dua kali lipat pada anak-anak yang dititipkan pada tempat penitipan anak (day-care) pada tahun pertama kehidupan mereka, dibandingkan dengan anak yang tidak dititipkan pada tempat penitipan anak. Faktor lingkungan lainnya, seperti terpapar asap, alergen, emisi mobil, dan polusi lingkungan, telah dihubungkan dengan asma.


Apa yang membuat seorang anak lebih mungkin terserang asma?

Ada banyak faktor risiko untuk terjadinya asma pada anak, diantaranya :
  • Adanya alergi
  • Keluarga riwayat asma dan / atau alergi
  • Sering infeksi pernapasan
  • Berat Badan lahir rendah
  • Paparan asap rokok sebelum dan / atau setelah lahir
  • Jenis kelamin laki-laki
  • Dibesarkan dalam lingkungan berpenghasilan rendah

Mengapa anak-anak lebih rentan untuk menderita penyakit asma?
Tidak ada yang tahu mengapa anak-anak semakin banyak yang menderita penyakit asma. Beberapa ahli menyatakan bahwa anak-anak yang terkena alergen yang terus menerus dan berlebih seperti debu, polusi udara, dan perokok pasif bisa meningkatkan terjadinya/ pemicu asma pada anak. Lainnya menduga bahwa anak-anak yang tidak terkena penyakit anak-anak yang cukup pada mereka untuk membangun sistem kekebalan tubuh mereka.Tampaknya gangguan dari sistem kekebalan tubuh di mana tubuh gagal untuk membuat antibodi protektif cukup mungkin memainkan peran dalam menyebabkan asma.

Dan yang lain menunjukkan bahwa tingkat penurunan menyusui telah mencegah zat penting dari sistem kekebalan tubuh dari ibu yang diteruskan kepada bayi.

Bagaimana saya bisa tahu jika anak saya menderita asma?
Tanda dan gejala yang sering timbul :
  • Sering batuk, yang mungkin terjadi selama bermain, di malam hari, atau saat tertawa. 
  • Kurang energi saat bermain
  • Nafas Cepat
  • Keluhan sesak dada atau sakit dada
  • Suara mengi saat bernapas
  • Gerakan gergaji (retraksi) di dada pada saat sesak nafas
  • Sesak napas, susah bernafas
  • Memperketat otot-otot leher dan dada
  • Perasaan kelemahan atau kelelahan
  • Lingkaran gelap di bawah mata
  • Sering sakit kepala
  • Kehilangan nafsu makan
Perlu diingat bahwa tidak semua anak memiliki gejala asma yang sama, dan gejala ini dapat bervariasi dari episode asma untuk episode berikutnya pada anak yang sama. Juga dicatat bahwa tidak semua mengi atau batuk disebabkan oleh asma.

Pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, penyebab paling umum dari asma seperti gejala atas infeksi virus pernapasan seperti flu biasa .

Jika anak Anda memiliki masalah pernapasan, bawa dia ke dokter segera untuk evaluasi.


[Read more >>]

Keunggulan Obat Herbal

Saat ini di seluruh dunia manusia semakin sadar akan pentingnya kembali ke alam untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Alam dari dulu sebenarnya telah menyediakan berbagai macam obat yang selama ribuan tahun dimanfaatkan manusia secara turun-temurun. Manusia modern-lah yang kemudian cenderung mengabaikan anugerah alam tersebut.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran tersebut, riset-riset ilmiah pun kini semakin banyak diarahkan pada bahan-bahan alami. Obat-obatan herbal atau jamu yang diproses secara modern dan didukung hasil riset pun semakin banyak tersedia. Beberapa puluh tahun lalu, Anda tidak dapat membayangkan sedemikian banyaknya pilihan obat herbal modern yang kini ada di pasaran.

Apa saja keunggulan menggunakan obat herbal dibandingkan obat farmasi?

1. Tidak ada efek samping
Obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di alam dan benar-benar bebas dari semua jenis efek samping. Orang Indonesia telah berabad-abad meminum berbagai macam jamu tradisional dan belum pernah tercatat ada kasus efek samping yang mematikan. Namun Anda tetap perlu berhati-hati karena beberapa jenis jamu tradisional diproduksi tidak secara higienis dan bahkan dicampur zat-zat kimia sehingga berbahaya bagi tubuh. Dalam hal ini yang berbahaya bukan jamunya, namun kontaminasi jamur dan zat tambahannya.

2. Bebas toksin
Obat farmasi adalah racun. Anda tidak boleh mengkonsumsinya sembarangan. Obat herbal bebas racun sehingga aman dikonsumsi siapa pun, bahkan seringkali memberikan efek meluruhkan racun dalam tubuh (detoksifikasi).

3. Mudah diproduksi
Obat herbal adalah hasil pengolahan yang sederhana atas akar, umbi, buah, bunga, kulit kayu dan bagian tanaman lainnya. Kesederhanaan prosesnya membuat pengolahan obat herbal tidak memerlukan teknologi canggih dan modal riset yang besar. Banyak obat herbal yang diproduksi oleh usaha rumah tangga yang dipasarkan dari pintu ke pintu. Berkat internet, kini distribusi obat herbal semakin mudah dan mendunia.

4. Menghilangkan akar penyebab penyakit
Obat herbal tidak hanya berkhasiat menyembuhkan gejala penyakit, tetapi juga menghilangkannya hingga ke akar penyebabnya. Hal ini karena efek obat herbal bersifat holistik (menyeluruh) sehingga tidak hanya berfokus pada penghilangan penyakit tapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.

5. Bisa dibeli siapa saja dan di mana saja
Siapa pun boleh membeli obat herbal di mana pun. Anda tidak perlu resep dokter atau pergi ke apotik untuk membelinya. Namun, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter bila mengkonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat farmasi karena dikhawatirkan terjadi interaksi obat.

6. Murah
Dibandingkan dengan obat-obatan farmasi, obat herbal relatif lebih murah. Hal ini karena obat herbal tidak perlu membayar biaya paten atau dana riset yang besar. Di masa mendatang, harga obat-obatan herbal bahkan dapat jauh lebih murah bila skala produksinya lebih efisien.

7. Multi-khasiat
Obat herbal dapat digunakan untuk pengobatan lebih dari satu penyakit. Habbatussauda (jintan hitam) bisa membantu menghilangkan asam urat, diabetes, migren, kanker sampai hepatitis. Bawang putih tidak hanya bersifat antivirus namun juga menurunkan kadar kolesterol dan menguatkan jantung. Banyak sekali bahan alami lainnya yang multi-khasiat seperti itu.

Sumber : Majalah Kesehatan
[Read more >>]

Tips Pengasuhan Anak

Membesarkan anak dengan baik memang tidak mudah bagi pasangan suami-istri yang bekerja. Termasuk saya juga demikian, meskipun anak baru satu namun dengan kondisi  kami yang dua-duanya bekerja sudah barang tentu memerlukan tips dan triks dalam pengasuhan anak. Berikut ini saya postingkan mengenai Tips Pengasuhan Anak Bagi  Orang Tua Yang Bekerja. Dengan panduan berikut mudah-mudahan kita dapat menjalankan tugas sebagai orangtua dan pasangan berkarier secara seimbang.

Waktu 

Hubungan orang tua - anak yang baik memerlukan waktu yang memungkinkan mereka berkumpul secara fisik. Tidak berjam-jam. Yang penting, orangtua secara konsisten meluangkan waktu bersama anak-anak hampir setiap hari. Ketika bersama mereka, jauhkan gangguan dan konsentrasikan perhatian kita kepada mereka. Waktu adalah tonggak penyangga pengasuhan yang baik.

Jadilah pendengar yang baik

Bila anak-anak mengetahui bahwa kita benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan, mereka akan lebih bersemangat untuk berbagi perasaan dan pikiran. Sebaliknya, kalau orangtua merendahkan gagasan anaknya atau "rajin" mengkritik kata-katanya, anak itu akan menarik diri dan memilih lebih dekat pada teman. Karenanya, jika ingin memiliki pengaruh dalam kehidupan anak, jadilah pendengar yang baik. Mereka akan menerima bila kita membantu mereka memecahkan masalah.

Tentukan harapan yang jelas

Memberitahukan anak apa yang kita harapkan darinya akan membentuk perilaku yang baik. Jangan ragu-ragu melibatkan mereka dalam pekerjaan sehari-hari dan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas di lingkungan rumah. Kebanyakan anak pasti akan mengeluh. Begitu pun kita harus berusaha agar mereka senang dilibatkan. Pada anak yang berperan serta dalam urusan rumah tangga, akan tumbuh etika kerja dan umumnya ia lebih merasa menjadi bagian dari keluarga.

Jangan membiarkan rasa bersalah

Banyak orangtua merasa bersalah karena bekerja seharian di luar rumah. Sebagai kompensasinya, mereka membiarkan anak berperilaku buruk dan tidak disiplin. Orangtua yang baik adalah yang tegas. Merasa bersalah merupakan tindakan kontraproduktif.

Jangan menggantikan kasih sayang atau waktu dengan uang

Memang penting untuk mengajarkan anak-anak bagaimana mengelola uang, tetapi jangan gunakan uang sebagai pengganti waktu atau kasih sayang kita. Pesan materialistis di televisi mudah sekali merasuki anak dan membangkitkan keinginan mereka untuk membeli ini dan itu. Kita buat mereka untuk selalu berusaha bila ingin memperoleh sesuatu. Sesuatu yang diperoleh melalui bekerja akan lebih terasa nilainya.

Jangan terlalu sering gonta-ganti pengasuh 

Satu dari kebutuhan psikologis yang penting pada anak adalah bahwa ia terasuh dengan baik dan penuh kasih secara terus-menerus. Oleh karena itu kita memerlukan pengasuh. Dengan menggunakan pengasuh, kecemasan kita akan berkurang selama kita bekerja. Namun sebelum menyerahkan anak pada seorang pengasuh, berikanlah kesempatan untuk terciptanya keakraban dan kedekatan antara anak dan si calon pengasuh. Sering gonta-ganti pengasuh dapat membahayakan anak.

Kuncinya: pengawasan

Acap kali ketika ditinggalkan orangtua, anak terjerumus dalam masalah. Anak-anak tidak begitu saja tahu sejak lahir, mana perilaku baik, mana yang buruk. Mereka perlu diajari dan kemudian diawasi. Karenanya, sangatlah penting bagi orangtua untuk mengetahui di mana anaknya, sedang bersama siapa, dan sedang ngapain. Memang, anak sering mengeluh kalau ia diawasi ketat, tetapi anak-anak yang tidak diawasi juga sering merasa, orangtua tidak peduli dengan mereka.

Beri perhatian lebih saat ia baik

Kita cenderung lebih memperhatikan anak ketika mereka menjengkelkan. Sebaliknya, jauh lebih sulit untuk memperhatikan perilaku baik mreka. Jika ingin anak berperilaku baik, berilah perhatian pada hal-hal yang kita sukai dari mereka. Kalau anak merasa diabaikan, secara bawah sadar ia akan berperilaku salah untuk menarik perhatian kita. Memperhatikan mereka sewaktu mereka baik memang memerlukan usaha.

Hukuman itu untuk mendidik

Orangtua yang bekerja di luar rumah cenderung mengalami kelelahan dan mudah jengkel. Jangan pernah menghukum anak ketika kita sendiri tidak dapat mengontrol diri. Gunakan hukuman untuk mendidik, bukan untuk melampiaskan kemarahan.

Berikan teladan dalam relasi

Anak belajar berelasi dari orangtua mereka. Mereka juga merasa paling aman jika melihat orangtua saling memperlakukan pasangannya dengan baik. Maka hal terbaik yang dapat kita lakukan bagi anak-anak adalah mencintai pasangan kita.

Sumber : intisari-online.com
[Read more >>]

Bronkopneumonia



Setelah postingan terdahulu mengenai Penyakit Prostat, pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk memposting tentang Penyakit Bronkopneumonia.

Apa itu Bronkopneumonia ?

Bronkopneumonia adalah peradangan yang umum terjadi di paru-paru, juga disebut sebagai pneumonia bronkial, atau pneumonia lobular. Peradangan dimulai di saluran bronkial kecil (bronkiolus), dan secara tidak teratur menyebar ke alveoli peribronchiolar dan saluran alveolar. Inflamasi/ peradangan mengarah pada konsolidasi inflamasi lokal di bronkiolus serta alveoli dan sekitarnya dari paru-paru.

Penyebab Bronkopneumonia 

Sebagian besar broncho-pneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, terutama bakteri piogenik yang menimbulkan pneumonia supuratif. Adenovirus, virus influenza, Mycoplasma pneumoniae juga memainkan peran.

Bronkopneumonia sering terjadi pada manusia yang memiliki daya tahan tubuh rendah dan yang memiliki gangguan fungsi pertahanan saluran pernapasan. Jadi, anak-anak, orang tua dan orang sakit-sakitan atau lemah adalah populasi utama yang rentan terjangkit bronkopneumonia.

Bronkopneumonia adalah pneumonia yang paling umum pada anak.

Gejala Bronkopneumonia

Bronkopneumonia sering terjadi sekunder dari beberapa penyakit lain, seperti tracheobronchitis, bronkiektasis, emfisema, infeksi virus saluran pernapasan bagian atas, dan tirah baring lama di tempat tidur karena sakit parah. Jadi, beberapa gejala penyakit utama dengan mudah dapat menutupi gejala bronkopneumonia ini.
  • Batuk dan batuk berdahak keduanya gejala utama bronkopneumonia
  • Memiliki demam dan sesak napas
  • Bronkopneumonia parah akan menyebabkan masalah dalam sirkulasi darah, saraf, pencernaan dan sebagainya.
Pengobatan Bronkopneumonia 

Tindakan berikut ini biasanya efektif untuk setiap bronchitis dan pneumonia, seperti membersihkan udara dalam ruangan, istirahat di tempat tidur, makanan dan asupan cairan yang cukup, suplemen, latihan pernapasan.

Analgesik antipiretik adalah untuk demam. Jika pasien dengan sputum produktif, agen ekspektoran akan diberikan untuk mendorong keluarnya dahak. Jika pasien dengan batuk kering tanpa dahak, penekan batuk dapat dipertimbangkan untuk ini.

Terapi antibiotik dan terapi antiretroviral dapat digunakan untuk bronkitis dan pneumonia. Dalam hal ini program penobatan tentunya harus berdasarkan resep dokter.



[Read more >>]

Penyakit Prostat

Setelah postingan terdahulu tentang Penyakit Batu Ginjal dan juga Askep Batu Ginjal nya, pada kesempatan kali ini saya akan memposting salah satu penyakit yang juga menyerang sistem perkemihan yaitu tentang Penyakit Benigna Prostat Hipertrofi (BPH) atau Tumor jinak prostat; secara awam masyarakat umum mengenalnya dengan nama penyakit Prostat.

Pengertian
  • Benigna prostat hipertrofi adalah pembesaran progresif pada kelenjar prostat (secara umum pada pria lebih dari 50 tahun) yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius. (Doengoes, 2000: 67)
  • Benigna prostat hipertrofi adalah pembesaran adenomateus dari kelenjar prostat (Barbara C Long, 1996)
  • Benigna prostat hipertrofi adalah pembentukan jaringan prostat yang berlebihan karena jumlah sel bertambah, tetapi tidak ganas (Depkes 1999, hal 108)
  • Benigna prostat hipertrofi adalah hiperflasi peri uretral yang merusak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah (Syamsuhidayat, Jong. 1997: 1058)
Etiologi
  • Penyebab BPH belum jelas namun terdapat faktor resiko umur dan hormon enstrogen (Mansjoer, 2000 hal 329).
  • Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperflasia prostat tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperflasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar Dehidrotesteron (DHT) dan proses aging (menjadi tua).
            Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperflasia prostat adalah:
1.      Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut
2.      Peranan dari growth factor sebagai pemicu pertumbuhan stoma kelenjar prostat
3.      Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati
4.   Teori sel stem menerangkan bahwa terjadi proliferasi abnormal sel stem sehingga menebabkan menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi kelenjar prostat menjadi berlebihan (poenomo, 2000, hal 74-75)

  • Penyebab BPH tidak diketahui, tapi tampaknya terdapat kaitan dengan perubahan derajat hormon yang dialami dalam proses lansia. (Barbara C Long, 1999: 32)
PATOFISIOLOGI
            BPH sering terjadi pada pria yang berusia 50 tahun lebih, tetpai perubahan mikroskopis pada prostat sudah dapat ditemukan pada usia 30-40 tahun. Penyakit ini dirasakan tanpa ada gejala. Beberapa pendapat mengatakan bahwa penyebab BPH ada keterkaitan dengan adanya hormon, ada juga yang mengatakan berkaitan dengan tumor, penyumbatan arteri, radang, gangguan metabolik/ gangguan gizi. 


Hormonal yang diduga dapat menyebabkan BPH adalah karena tidak adanya keseimbangan antara produksi estrogen dan testosteron. Pada produksi testosteron menurun dan estrogen meningkat. Penurunan hormon testosteron dipengaruhi oleh diet yang dikonsumsi oleh seseorang, mempengaruhi RNA dalam inti sel sehingga terjadi proliferasi sel prostat yang mengakibatkan hipertrofi kelenjar prostat maka terjadi obstruksi pada saluran kemih yang bermuara di kandung kemih. Untuk mengatasi hal tersebut maka tubuh mengadakan oramegantisme yaitu kompensasi dan dekompensasi otot-otot destruktor. Kompensasi otot-otot mengakibatkan spasme otot spincter kompensasi otot-otot destruktor juga dapat menyebabkan penebalan pada dinding vesika urinaria dalam waktu yang lama dan mudah menimbulkan infeksi.

            Dekompensasi otot destruktor menyebabkan retensi urine sehingga tekanan vesika urinaria meningkat dan aliran urine yang seharusnya mengalir ke vesika urinaria mengalami selek ke ginjal. Di ginjal yang refluks kembali menyebabkan dilatasi ureter dan batu ginjal, hal ini dapat menyebabkan pyelonefritis. Apabila telah terjadi retensi urine dan hidronefritis maka dibutuhkan tindakan pembedahan insisi. Pada umumnya penderita BPH akan menderita defisit cairan akibat irigasi yang digunakan alat invasif,bagi penderita juga dirasakan adanya penegangan yang menimbulkan nyeri luka post operasi pembedahan juga dapat menimbulkan infeksi dan peradangan yang menimbulkan disfungsi seksual apabilla tidak dilakukan perawatan dengan menggunakan teknik septik dan aseptik.

Manifestasi Klinik
            Gejala-gejala pembesaran prostat jinak dikenal sebagai lower urinary Tract Symtoms (LUTS) dibedakan menjadi gejala iritatif dan gejala obstruktif.
1.      Gejala iritatif
      Yaitu sering miksi (frekuensi), terbangun untuk miksi pada malam hari (nokturia), perasaan ingin miksi yang mendesak (urgensi), nyeri pada saat miksi (disuria)
2.      Gejala Obstruktif
Yaitu pancaran melemah, rasa tidak lampias sehabis miksi, kalau mau miksi menunggu lama (hesistensi), harus mengejan (straining) kencing terputus-putus (intermittency) dan waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi urine dan inkontinensia karena overlow.
Tanda dan gejala pada pasien yang telah lanjut penyakitnya yaitu gagal ginjal, peningkatan tekanandarah denyut nadi, respirasi. Tanda dan gejala dapat dilihat dari stadiumnya
a.   Stadium I
Ada obstruksi tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine sampai habis
b.   Stadium II
· Ada retensi urine tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai habis, masih tersisi 50-150 cc
·   Ada rasa tidak enak pada waktu BAK (disuria)
·    Nokturia
c.   Stadium III
Urine selalu tersisa 150 cc atau lebih
d.   Stadium IV
Retensi Urine total buli-buli penuh, pasien kesakitan, urine menetes secar periodik. (Depkes, 1996, hal 109)
Untuk mengukur besarnya BPH dapat dipakai berbagai pengukuran, yaitu:
a.   Rectal Grading
Dengan rectal toucher diperkirakan seberapa prostat menonjol ke dalam lumen dari rectum. Rectal toucher sebaiknya dilakukan dengan buli-buli kosong karena bila penuh dapat membuat kesalahan. Gradasi ini sebagai berikut:
0-1 cm . . . . . . . grade 0
1-2 cm . . . . . . . grade 1
2-3 cm . . . . . . . grade 2
3-4 cm . . . . . . . grade 3
 >4 cm . . . . . . . grade 4
b.   Clinical Granding
Pada pengukuran ini yang menjadi patokan adalah banyaknya sisa Urine
Sisa urine           0 cc . . . . . . . . . . . . . . . normal
Sisa urine      0-50 cc . . . . . . . . . . . . . . . grade 1
Sisa urine 50-150 cc . . . . . . . . . . . . . . . grade 2
Sisa urine    >150 cc . . . . . . . . . . . . . . . grade 3
Sama sekali tidak bisa kencing . . . . . . . grade 4

Komplikasi
Apabila buli-buli menjadi dekompensasi akan terjadi retensi urine karena produksi terus berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak mampu lagi menampung urine sehingga tekanan intravisiko meningkat dapat menimbulkan hidroureter, hidronefrosis dan gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal tercepat terjadi jika infeksi karena selalu terdapat sisa urine dapat terbentuk batu endapan dalam buli-buli. Batu ini dapat menambah keluahan iritasi dan menimbulkan hematuria serta dapat juga menimbulkan sistitis dan bila terjadi reflek dapat terjadi pyelonefritis. Pada waktu miksi pasien harus mengejan sehingga lama kelamaan dapat menyebabkan hernia atau hemoroid.

Pemeriksaan Penunjang
1.   Pemeriksaan Laboratorium
·         Analisis Urine pemeriksaan mikroskopis urine untuk melihat adanya lekosit, bakteri dan infeksi
·         Elektrolit, kadar ureum, kreatinin darah untuk fungsi ginjal dan status metabolik
·         Pemeriksaan PSA (Prostat Spesifik Antigen) dilakukan sebagai dasar penentuan paknya biopsi atau sebagai deteksi dari keganasan
·         Darah lengkap
·         Leukosit
·         Blooding time
·         Liver fungsi
2.   Pemeriksaan Radiologi
·         Foto polos abdomen
·         Prelograf intravena
·         USG
·         Sistoskopi

Penatalaksanaan
a.   Observasi
b.   Terapi medika mentosa (penghambat Adrenergik λ, penghambat enzim 5-λ-reduktase, fisioterapi)
c.   Terapi bedah dan terapi infasiv

Untuk Pengobatan Penyakit Prostat Secara Alami (Herbal) Anda bisa membeli nya di SINI

[Read more >>]

Askep TBC

Setelah postingan terdahulu tentang penyakit TBC. Kali ini saya akan memposting tentang Askep Pada Pasien Dengan TBC.

Tuberkulosis adalah penyakit yang dapat menyebar dengan mudah tanpa tindakan pencegahan yang tepat. Perawatan yang memadai dari pasien TBC sangatlah penting untuk mencegah penyebarannya.

Tuberkulosis atau TBC disebabkan oleh bakteri dan merupakan penyakit menular. Hal ini ditularkan dari orang ke orang melalui udara. Meskipun lebih sering yang terkena adalah paru-paru, namun TBC juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh. Gejala TBC meliputi:
  • kelelahan
  • anoreksia
  • demam ringan
  • keringat malam
  • demam dan menggigil
  • batuk
  • dan nyeri dada
Pasien dengan TBC menunjukkan tanda-tanda dan gejala tertentu. Selama pengkajian keperawatan, perawat mencoba untuk mencari data-data berikut ini:
  • apakah pasien telah memiliki riwayat kontak dengan seseorang yang memiliki TB;
  • apakah pasien memiliki gejala TBC dengan mengajukan pertanyaan dan melakukan pemeriksaan fisik. apakah ada tanda-tanda batuk produktif, keringat malam, peningkatan suhu pada siang hari, penurunan berat badan dan nyeri dada. Lakukan auskultasi paru-paru pasien untuk mendengar bunyi pernapasan yang abnormal.
  • Jika pasien sudah menjalankan terapi obat untuk TBC, perawat menilai tanda-tanda kelainan hati seperti kelelahan, nyeri sendi, demam, nyeri di daerah hati, tinja berwarna tanah liat, urin berwarna gelap, perubahan visi, dan kehilangan rasa di tangan dan kaki. Pantau pula tes fungsi hati  laboratorium  pasien.
Diagnosa Keperawatan Untuk Tuberkulosis
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon pasien terhadap masalah medis yang dalam hal ini adalah tuberkulosis. Diagnosis keperawatan untuk pasien dengan TBC adalah sebagai berikut:
  • risiko infeksi yang berhubungan dengan penyakit TBC paru
  • pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru-paru dan infeksi paru
  • tidak efektifnya regimen terapeutik berhubungan dengan pengobatan jangka panjang dan kurangnya motivasi
  • gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan, kurang nafsu makan, dan batuk produktif.
Intervensi Keperawatan untuk Risiko Infeksi
Tujuan : untuk mengurangi resiko penyebaran TBC dan memastikan pasien tuberkulosis secara efektif diobati.  
Intervensi Keperawatan :
  • Ajarkan pasien tentang sifat menular tuberkulosis dan kebutuhan untuk mencegah penyebarannya.
  • Tempatkan pasien di ruangan tekanan negatif dan dalam kamar pribadi.
  • Semua perawat dan pengunjung memasuki ruang pasien harus memakai masker N-95.
  • Kenakan masker pada pasien selama transportasi ke departemen lain.
  • Biarkan pintu  ruang pasien untuk selalu tertutup dan berikan tanda isolasi di lokasi yang terlihat dekat pintu.
  • Gunakan kewaspadaan standar saat memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Ini termasuk memakai sarung tangan, baju dan mencuci tangan yang efektif.
  • Ajarkan pasien bagaimana untuk menghindari penyebaran penyakit melalui bersin atau batuk dan anjurkan untuk menggunakan tissue bukan dengan tangan kosong, mencuci tangan mereka setelahnya dan membuang tissue belas ke dalam kantong plastik tertutup.
  • Ajarkan pasien tuberkulosis untuk tinggal di daerah berventilasi baik dan membatasi kontak dengan orang lain sementara ia masih mampu menyebarkan infeksi.
Intervensi Keperawatan  untuk Pola Pernapasan yang tidak efektif
Pasien dengan TBC mungkin perlu bekerja lebih keras untuk bernapas karena batuk, atau demam tinggi. Pola pernapasan tidak efektif meliputi frekuensi nafas yang lebih cepat atau lebih lambat, penggunaan otot bantu nafas dan peningkatan denyut jantung. 

Intervensi Keperawatan :
  • Berikan oksigen sesuai advis dokter
  • Berikan hidrasi yang adekuat untuk melonggarkan sekret agar lebih mudah dikeluarkan dari paru-paru
  • Posisikan pasien dalam posisi fowlers tinggi untuk mengurangi kerja yang diperlukan untuk bernapas.
  • Dorong dan memberikan waktu istirahat sehingga pasien tuberkulosis dapat memiliki energi untuk bernapas.
Intervensi Keperawatan untuk gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan, kurang nafsu makan, dan batuk produktif.
Nutrisi yang tepat diperlukan untuk tubuh untuk menyembuhkan dan melawan infeksi. 
  • jelaskan pentingnya makanan bergizi, 
  • pantau berat badan pasien untuk perbaikan atau pemeliharaan, 
  • beriakan suplemen vitamin seperti yang ditentukan  
  • sediakan makan porsi kecil tapi sering
Intervensi Keperawatan untuk diagnosa tidak efektifnya regimen terapeutik berhubungan dengan pengobatan jangka panjang dan kurangnya motivasi
Hal ini penting bagi pasien TB untuk menebus dan meminum obat yang diresepkan. Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat menyebabkan resisten terhadap obat tuberkulosis. Hal ini akan membuat pasien TBC sulit disembuhkan. Untuk meningkatkan kepatuhan terhadap rejimen obat untuk TB yang bisa sangat panjang, perawat melakukan berikut ini:
  • mengajarkan pasien tentang pentingnya mengambil semua obat yang diresepkan karena bakteri yang menyebabkan TBC tumbuh lambat dan membutuhkan waktu lama untuk dihilangkan.
  • menjelaskan tentang efek samping yang mungkin timbul dari obat TB sehingga mereka tahu kapan harus mencari perawatan dokter dan kapan tidak perlu khawatir.
  • anjurkan untuk menunjuk seorang pendamping terapi yang melakuakn pengamatan langsung, di mana seseorang akan melihat pasien TBC mengambil dan meminum obat mereka seperti seharusnya.

Jika semua tujuan perawatan untuk manajemen keperawatan tuberkulosis terpenuhi, pasien TB harus bebas dari demam dan bisa bernapas dengan normal, memiliki pengetahuan dan strategi pencegahan infeksi yang baik, menjaga berat badan nya dan mengambil serta meminum semua obat yang diresepkan.


[Read more >>]

Penyakit TBC

Bakteri Mikobakterium tuberkulosa 

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.

Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.

Penyebab Penyakit TBC

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Cara Penularan Penyakit TBC

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.



Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

Gejala sistemik/umum

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus
  • Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
  • Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
  • Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
  • Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
  • Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
Penegakan Diagnosis

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
  • Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
  • Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
  • Rontgen dada (thorax photo).
  • Uji tuberkulin.
[Read more >>]

Gangguan Makan Pada Remaja

Anorexia nervosa adalah gangguan makan umum yang biasanya dimulai pada usia empat belas atau lima belas tahun, dengan puncak insiden pada usia delapan belas tahun. Hal ini lebih sering terjadi pada remaja perempuan ( hampir 1% dari remaja perempuan), tetapi juga ditemukan pada anak laki-laki dan insidennya cenderung meningkat. Anoreksia menyebabkan rasa takut yang luar biasa terhadap kelebihan berat badan dan selalu berupaya untuk menjadi kurus, yang mengarah ke pembatasan kalori yang dapat menyebabkan berat badan menurun. Remaja dengan anoreksia juga mungkin memiliki bulimia nervosa.

Tidak diketahui apa yang menyebabkan gangguan makan, tetapi tampaknya dikaitkan dengan atribut genetik tertentu dan lebih sering terjadi pada anak yang memiliki saudara yang juga mengalami gangguan makan. Faktor lain yang membuat seseorang berisiko untuk mengalami gangguan makan adalah orang yang bersangkutan sedang berpartisipasi dalam kegiatan kompetitif tertentu (terutama balet, skating, atletik, dan model fashion), memiliki sifat perfeksionis atau kepribadian obsesif, dan memiliki orangtua dengan gangguan makan atau masalah berat badan ( obesitas, diet ). Gangguan makan mungkin juga lebih umum terjadi pada anak dengan riwayat kekerasan fisik atau seksual.

Faktor risiko dini yang bisa menyebabkan gangguan makan termasuk memiliki harga diri rendah dan sedang tidak puas dengan tubuh mereka. Beberapa faktor lain yang harus dicari jika anda menduga bahwa anak anda memiliki gangguan makan meliputi:

  • berat badan terakhir
  • takut berat badan meningkat atau kelebihan berat badan
  • perilaku (muntah atau menggunakan diuretik (pil air) atau obat pencahar untuk menurunkan berat badan)
  • memiliki citra terdistorsi terhadap ukuran tubuh atau bentuk tubuh (misalnya, percaya bahwa ia kelebihan berat badan meskipun dia memiliki berat badan yang normal)
  • keasyikan dengan pikiran tentang makanan, kalori dan berat badan mereka
  • membatasi pola makan, yang dapat menyebabkan kegagalan untuk mendapatkan berat badan atau menjadi kurus dan dapat termasuk melewatkan makan, puasa, atau tidak mau makan sama sekali
  • cenderung untuk makan sendirian
  • amenore (tidak adanya siklus menstruasi) atau onset tertunda pubertas dan menarche
  • menjadi kurus, dengan indeks massa tubuh yang di bawah normal. Gunakan kalkulator indeks massa tubuh untuk melihat apakah anak sahabat kekurangan berat badan.
  • berolahraga secara kompulsif
  • menarik diri dari teman dan keluarga
  • memakai pakaian besar untuk menyembunyikan penurunan berat badan
  • memiliki masa lalu atau baru saja mengalami episode dalam hidup mereka yang sangat menegangkan
  • Pertanyaan Anda atau dokter mungkin menanyakan apakah mereka mencurigai seseorang memiliki gangguan makan meliputi:
  1. Bagaimana perasaan Anda tentang berat badan Anda?
  2. Ketika Anda melihat di cermin, bagian mana dari tubuh Anda terlihat terbaik dan terburuk dan mengapa?
  3. Seberapa sering Anda menimbang diri sendiri?
  4. Apakah Anda pernah menggunakan pil diet, obat pencahar, diuretik (pil air) atau muntah untuk menurunkan berat badan?
  5. Apakah Anda pernah merasa bahwa makan Anda berada di luar kendali?
  6. Dan mendapatkan riwayat rinci dari apa yang mereka makan setiap hari dan latihan/ olahraga yang mereka rutin lakukan.
Anda harus menemui dokter sesegera mungkin jika Anda berpikir anak anda mungkin memiliki gangguan makan. Pada kunjungan ini, dokter mungkin akan melakukan penilaian gizi, termasuk mengambil melihat pola makannya, asupan kalori harian, mengukur tinggi badannya, berat badan dan indeks massa tubuh, dan mengevaluasi dirinya untuk depresi.
    Dokter juga akan mencoba dan menyingkirkan penyebab lain penurunan berat badan dan nafsu makan menurun, termasuk gangguan kejiwaan lainnya (depresi, obsesif kompulsif), penyalahgunaan obat, penyakit radang usus (yang biasanya disertai dengan muntah, diare dan sakit perut), hipertiroidisme , diabetes (biasanya disertai dengan sering buang air kecil (poliuria) dan minum berlebihan (polidipsia)), dan masalah medis lainnya. Namun, anak-anak dengan sebagian besar masalah medis tidak memiliki keasyikan dengan makanan atau citra tubuh yang terdistorsi.

    Ada komplikasi serius dari anoreksia, termasuk pingsan dari tekanan darah rendah, gangguan elektrolit, tidak toleran terhadap dingin, sembelit, penurunan energi, perubahan suasana hati, anemia, gagal ginjal, osteoporosis (tulang keropos), bunuh diri, kelainan irama jantung, gagal jantung, masalah tidur, kebingungan, mudah marah, dan pusing dan bahkan kematian.

    Beberapa tanda fisik yang ditemukan pada pasien dengan bulimia termasuk pembesaran kelenjar parotis (menyebabkan pipi tembem), erosi gigi (terutama pada permukaan belakang), dan kapalan mengalami pada buku-buku jari. Tanda-tanda lain yang ditemukan dalam remaja dengan gangguan makan termasuk memiliki rambut kering dan rapuh, kehilangan rambut, dan pengecilan otot.

    Pengobatan gangguan makan tidak instan dan sulit (dan kadang-kadang memerlukan rawat inap) dan harus diawasi oleh seorang profesional kesehatan mental yang akrab dengan mengobati pasien dengan gangguan ini untuk memulai psikoterapi dan modifikasi perilaku. Pasien dengan anoreksia juga memerlukan intervensi gizi dan medis untuk membuat rekomendasi diet, memastikan penambahan berat badan dan mengatasi komplikasi medis.
    [Read more >>]

    Askep Batu Ginjal

    Setelah postingan kemarin membahas Tentang Batu Ginjal dari konsep medis sekarang saya akan memposting tentang Askep pada klien dengan batu ginjal.

    FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN
    Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:
    Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah
    1. Aktivitas/istirahat:
    Gejala:
    - Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak duduk
    - Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi
    - Keterbatasan mobilitas fisik akibat penyakit sistemik lainnya (cedera serebrovaskuler, tirah baring lama)
    2. Sirkulasi
    Tanda:
    - Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal)
    - Kulit hangat dan kemerahan atau pucat
    3. Eliminasi
    Gejala:
    - Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya
    - Penrunan volume urine
    - Rasa terbakar, dorongan berkemih
    - Diare
    Tanda:
    - Oliguria, hematuria, piouria
    - Perubahan pola berkemih
    4. Makanan dan cairan:
    Gejala:
    - Mual/muntah, nyeri tekan abdomen
    - Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat
    - Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup
    Tanda:
    - Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus
    - Muntah
    5. Nyeri dan kenyamanan:
    Gejala:
    - Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan)
    Tanda:
    - Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi
    - Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit
    6. Keamanan:
    Gejala:
    - Penggunaan alkohol
    - Demam/menggigil
    7. Penyuluhan/pembelajaran:
    Gejala:
    - Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis
    - Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme
    - Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat, alopurinul, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.

    Tes Diagnostik
    Lihat konsep medis.
    DIAGNOSA KEPERAWATAN
    1. Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan iskemia seluler.
    2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.
    3. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) b/d mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi.
    4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada.
    INTERVENSI KEPERAWATAN
    Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan iskemia seluler.
    INTERVENSI KEPERAWATAN
    1. Catat lokasi, lamanya/intensitas nyeri (skala 1-10) dan penyebarannya. Perhatiakn tanda non verbal seperti: peningkatan TD dan DN, gelisah, meringis, merintih, menggelepar.
    2. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan kepada staf perawatan setiap perubahan karakteristik nyeri yang terjadi.
    3. Lakukan tindakan yang mendukung kenyamanan (seperti masase ringan/kompres hangat pada punggung, lingkungan yang tenang)
    4. Bantu/dorong pernapasan dalam, bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutik.
    5. Batu/dorong peningkatan aktivitas (ambulasi aktif) sesuai indikasi disertai asupan cairan sedikitnya 3-4 liter perhari dalam batas toleransi jantung.
    6. Perhatikan peningkatan/menetapnya keluhan nyeri abdomen.
    7. Kolaborasi pemberian obat sesuai program terapi:
    - Analgetik
    - Antispasmodik
    - Kortikosteroid
    8. Pertahankan patensi kateter urine bila diperlukan.
    Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.
    INTERVENSI KEPERAWATAN 
    1. Awasi asupan dan haluaran, karakteristik urine, catat adanya keluaran batu.
    2. Tentukan pola berkemih normal klien dan perhatikan variasi yang terjadi.
    3. Dorong peningkatan asupan cairan.
    4. Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran.
    5. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium (elektrolit, BUN, kreatinin)
    6. Berikan obat sesuai indikasi:
    - Asetazolamid (Diamox), Alupurinol (Ziloprim)
    - Hidroklorotiazid (Esidrix, Hidroiuril), Klortalidon (Higroton)
    - Amonium klorida, kalium atau natrium fosfat (Sal-Hepatika)
    - Agen antigout mis: Alupurinol (Ziloprim)
    - Antibiotika
    - Natrium bikarbonat
    - Asam askorbat
    7. Pertahankan patensi kateter tak menetap (uereteral, uretral atau nefrostomi).
    8. Irigasi dengan larutan asam atau alkali sesuai indikasi.
    9. Siapkan klien dan bantu prosedur endoskopi.
    Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) b/d mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi.
    INTERVENSI KEPERAWATAN
    1. Awasi asupan dan haluaran
    2. Catat insiden dan karakteristik muntah, diare.
    3. Tingkatkan asupan cairan 3-4 liter/hari.
    4. Awasi tanda vital.
    5. Timbang berat badan setiap hari.
    6. Kolaborasi pemeriksaan HB/Ht dan elektrolit.
    7. Berikan cairan infus sesuai program terapi.
    8. Kolaborasi pemberian diet sesuai keadaan klien.
    9. Berikan obat sesuai program terapi (antiemetik misalnya Proklorperasin/ Campazin).
    Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada.
    INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
    1. Tekankan pentingnya memperta-hankan asupan hidrasi 3-4 liter/hari.
    2. Kaji ulang program diet sesuai indikasi.
    - Diet rendah purin
    - Diet rendah kalsium
    - Diet rendah oksalat
    - Diet rendah kalsium/fosfat
    3. Diskusikan program obat-obatan, hindari obat yang dijual bebas.
    4. Jelaskan tentang tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medik (nyeri berulang, hematuria, oliguria)
    5. Tunjukkan perawatan yang tepat terhadap luka insisi dan kateter bila ada.

    DAFTAR PUSTAKA
    Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta
    Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC, Jakarta
    Purnomo, BB ( 2000), Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta
    Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.
    [Read more >>]

    Penyakit Batu Ginjal

    Sahabat, setelah kemaren saya memposting tentang 6 Hal Penting Diare Akut Pada Anak pada kesempatan kali ini saya akan posting Tentang Batu Ginjal dari perspektif/konsep medis terlebih dahulu, sebelum nanti dilanjutkan ke Askep (Asuhan Keperawatan) Pada Pasien Dengan Batu Ginjal.

    Pengertian
    Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra.

    Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.

    Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).

    Insidens dan Etiologi
    Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.

    Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).

    Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

    Faktor intrinsik, meliputi:
    1.      Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
    2.      Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
    3.      Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.

    Faktor ekstrinsik, meliputi:
    1.   Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
    2.      Iklim dan temperatur
    3.   Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
    4.      Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih.
    5.     Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

    Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih
    Beberapa teori terbentuknya batu saluran kemih adalah:

    Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.

    Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.

    Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.

    Komposisi Batu
    Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif.
               
    Batu Kalsium
    Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu sekitar 75-80%  dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium adalah:
    1.  Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.
    2.  Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti the, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.
    3.  Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.
    4.  Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.
    5. Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium ddengan oksalat.

    Batu Struvit
    Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.

    Batu Urat
    Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.


    Patofisiologi

    Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal)

    Gambaran Klinik dan Diagnosis
    Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit yang telah terjadi. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok di daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, ditemukan tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine dan jika disertai infeksi didaptkan demam/menggigil.

    Pemeriksaan sedimen urine menunjukan adanya lekosit, hematuria dan dijumpai kristal-kristal pembentuk batu. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan adanya adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.
    Pemeriksaan faal ginjal bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersipkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV. Perlu juga diperiksa kadar elektrolit yang diduga sebagai penyebab timbulnya batu salran kemih (kadar kalsium, oksalat, fosfat maupun urat dalam darah dan urine).

    Pembuatan foto polos abdomen bertujuan melihat kemungkinan adanya batu radio-opak dan paling sering dijumpai di atara jenis batu lain. Batu asam urat bersifat non opak (radio-lusen).

    Pemeriksaan pieolografi intra vena (PIV) bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat mendeteksi adanya batu semi opak atau batu non opak yang tidak tampak pada foto polos abdomen.
    Ultrasongrafi dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV seperti pada keadaan alergi zat kontras, faal ginjal menurun dan pada pregnansi. Pemeriksaan ini dapat menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (tampak sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis atau pengkerutan ginjal.

    Penatalaksanaan
    Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan pada batu saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.

    Pencegahan
    Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalahupaya mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun.
    Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
    1.      Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari
    2.      Diet rendah zat/komponen pembentuk batu
    3.      Aktivitas harian yang cukup
    4.      Medikamentosa

    Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah:

    1.   Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
    2.      Rendah oksalat
    3.      Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria
    4.      Rendah purin
    5.      Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II

        Demikian artikel Tentang Batu Ginjal, semoga bermanfaat. Selanjutnya pada kesempatan selanjutnya saya akan memposting Askep Pada Pasien Dengan Batu Ginjal.

    [Read more >>]

     
    intensifer © 2011 | Template by Blogger Templates Gallery collaboration with Life2Work